RUDI WALUJO PRASTIANTO

“Menuangkan isi kepala”

WACANA PIPELINE ENGINEERING DAN JTK-FTK-ITS

Posted by rudiwp on November 17, 2006

Oleh: Rudi Walujo Prastianto.

Kayaknya wacana tentang pipeline engineering ini cukup menarik, ya..? Memang, kalau kita mau menilik pipeline engineering sebagai sebuah bidang keahlian tersendiri dan menspesifikannya secara terpisah, itu adalah syah-syah saja. Mungkin hal ini dipicu dengan kondisi saat ini, dimana dalam tataran praktis (industri) makin banyak diperlukan “orang-orang” dalam bidang ini, sehingga eksistensinya dirasa makin dibutuhkan bahkan kalau perlu diinstitusikan secara tersendiri. Barangkali hal ini dalam upaya untuk kemudahan identifikasi “trade marknya”, sehingga nantinya produknya akan lebih mudah didapat/dipakai pada saat dibutuhkan. Dan ini memang suatu upaya yang bagus.

Kalau dilihat dari content-nya, bidang ini memang bersifat multidisipliner dan interdisipliner, sebagaimana trent saat ini dimana antar bidang keahlian engineering didapati makin banyak titik singgungnya. Kita akan makin sulit untuk memisahkannya, utamanya di lingkup industri oil and gas dan kemaritiman. Setidaknya, bidang ini akan mencakup bidang Civil engineering, Mechanical engineering, tentu saja Ocean/Offshore/Marine engineering (kalau untuk offshore pipeline) bahkan dari Geological dan Environmental engineering. Bahkan tidak menutup kemungkinan akan keterlibatan bidang engineering lain di dalamnya.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menilik persoalan ini yang terkait dengan keberadaan Jurusan Teknik Kelautan (JTK) ITS khususnya, atau Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) secara umum, sebagai sebuah institusi yang sudah cukup lama eksis di bidang Offshore dan Coastal Engineering atau Maritime Technology. Kalau sepak-terjangnya atau kontribusinya terhadap industri oil and gas atau maritime Indonesia, bagaimana menurut Anda ?

Kalau JTK atau FTK hanya dilihat sebagai sebuah institusi atau bahkan hanya dilirik dari namanya, bisa jadi orang akan beranggapan bahwa JTK ini jauh dari bidang yang sedang kita bicarakan ini, Pipeline Engineering. Namun sebetulnya, kalau kita singkap lebih jauh lagi yaitu dari segi content-nya, menurut hemat penulis JTK ini isinya “tidaklah terlalu jauh” dengan apa yang disebut sebagai Pipeline Engineering itu. Bahkan mungkin teramat dekat (bagaimana menurut Anda ?) Hal ini bisa dilihat misalnya, dari content yang ada di JTK, dimana di dalamnya sudah exist sedikitnya 5 bidang keahlian utama yang bisa mensupportnya, yaitu bidang keahlian offshore and coastal structures design, hydrodynamic of offshore and coastal structures, offshore mechanical system, ocean geological and environmental dan ocean alternative energy. Sehingga sesungguhnya, secara mendasar, tidaklah berlebihan bila hampir sebagian besar komponen yang dibutuhkan untuk menjadi seorang pipeline engineer (yang cukup disegani?) sudah tersedia.

Sebagai sebuah ilustrasi, mari kita ulas tentang sekilas gambaran bagaimana masing-masing bidang di atas akan menjadi pendukung suatu offshore pipeline activity. Misalnya, dalam aktivitas pipeline design. Mulai dari aspek layoutnya ditambah lagi bagaimana mengoptimalkannya melalui metoda optimasi yang tepat dan efisien, pemilihan bahan, design coatingnya beserta analisis kekuatannya (e.g. tegangan, buckling, fatigue dll, semuanya ini kurang lebih akan disuppport oleh bidang design of offshore & coastal structures. Di sisi lain, bagaimana faktor-faktor environmental loads (setidaknya angin, gelombang dan arus laut) yang akan sangat mempengaruhi performa system offshore pipeline tersebut akan menjadi bagian dari bidang hydrodynamic of offshore & coastal structures. Belum lagi kalau untuk aplikasi perairan dalam (deep water), bahkan ultra-dalam (ultra deep water) dimana kekuatan arusnya cukup besar, maka akan terjadi fenomena yang disebut Vortex-induced Vibration (VIV) atau bisa juga dikatakan flow-induced vibration yang akan terjadi pada pipeline atau komponen-komponen struktur offshore ramping pada umumnya (e.g. riser, conductor). Ini merupakan fenomena yang agak khusus, yang juga harus diperhatikan secara khusus dalam proses analisisnya, karena ini merupakan transverse vibration  frekuensi tinggi yang ternyata sangat berpengaruh terhadap fatigue life struktur dari pada akibat getaran in-line-nya. Akhir-akhir ini masalah ini sedang menjadi perhatian para ahli terkait makin meningkatnya aktivitas di laut dalam. Semua ini juga termasuk menjadi bagian dari bidang keahlian hydrodynamic of offshore & coastal structures. Sementara itu, selama semua proses design tersebut di atas dilakukan, tentunya akan sangat membutuhkan data-data lingkungan (metocean, tanah, gempa dll), baik berupa data sekunder atau data primer yang di dapat dari pengukuran-pengukuran di lapangan, termasuk efeknya terhadap kualitas lingkungan laut (kalau dipertimbangkan). Maka di JTK, hal ini kurang lebih akan disupport oleh bidang ocean geological and environmental. Tentu saja pada saat akan menangani suatu installation of a offshore pipeline system, baik di coastal area maupun offshore area, akan memerlukan keahlian yang kira-kira tidak akan jauh berbeda dengan semua hal yang sudah disebutkan di atas. Demikian kira-kira gambaran sekilas tentang beberapa hal yang bisa dikaitkan dengan JTK kalau kita sedang menyoal tentang pekerjaan pipeline atau bidang pipeline engineering.

Barangkali berikutnya, sedikitnya terdapat dua persoalan (tidak kalah penting ?) jika dilihat dari dua pihak/sudut yang berbeda, yaitu dari pihak JTK sebagai sebuah institusi pembentuk SDM dan dari pihak alumni sebagai produk dari JTK itu sendiri. Dari sudut pandang pertama, persoalannya adalah bagaimana kita mengeksplore potensi-potensi yang sudah ada tersebut, melalui kemampuan mengidentifikasi aspek-aspek praktis yang secara lebih langsung dan khusus, yang akan diperlukan untuk membangun sebuah produk SDM guna memenuhi kebutuhan akan expert-expert dalam bidang pipeline engineering di sektor-sektor praktis (industri). Atau dengan kata lain, untuk saat ini dari pihak JTK, pilihan di atas tentunya akan menjadi lebih efektif dan efisien dari pada jika harus serta-merta sibuk untuk memikirkan “pekerjaan pembuatan institusi baru” bernama “Pipeline Engineering”. Biarlah itu menjadi pekerjaan orang lain yang berminat, bukan pekerjaan JTK, kita sendiri masih punya banyak PR yang harus semestinya segera dikerjakan, setidaknya untuk saat ini. Sementara dari pihak kedua, pihak alumni, sebagai sebuah keniscayaan, tentunya dengan bekal “pondasi” dari JTK akan selalu diperlukan suatu upaya pembelajaran mandiri yang terus-menerus untuk makin memperkaya wawasan baik teoritis maupun skill dalam bidang khusus masing-masing, termasuk yang akan memasuki dunia pipeline. Sehingga senantiasa akan tercipta suatu brand atau image yang baik bagi kita dimata pihak yang memerlukan, yang nantinya tentunya akan menggembirakan bagi kedua belah pihak, JTK dan alumni sendiri.

Dengan demikian proses menjadi tuan rumah atau leader dalam industri offshore pipeline dalam negeri atau bahkan proses eliminasi terhadap expert-expert dari India ,Philipina atau yang lainnya, lambat laun akan terjadi dengan sendirinya, bukan ? (@rwp).

Leave a comment